Perbedaan Mimikri dan Kamuflase

waktu baca 3 menit
Jumat, 6 Apr 2018 18:48 0 2347 Mh Badrut Tamam
Penjelasan antara mimikri dan kamuflase sering kali tertukar dan menghasilkan kesalahpahaman. Apa beda keduanya? Dan bagaimana sih cara hewan dalam melindungi diri dari ancaman predator?
Mimikri
Mimikri lebih dekat dengan istilah “mimic” yaitu menirukan, berarti mimikri adalah suatu bentuk perlindungan diri suatu hewan dengan cara menirukan spesies lain yang lebih berbahaya yang bertujuan untuk mengelabuhi predator. Ada dua peran penting dalam mimikri yaitu satu individu berperan sebagai model dan satu individu berperan sebagai mimic. Seperti yang dijelaskan, pada dasarnya perlindungan diri melalui mimikri adalah meniru karakter yang dimiliki spesies lain yang mana biasanya karakter itu menunjukan spesies tersebut berbahaya, sehingga ada individu yang ditiru dan ada pula individu yang meniru. Individu yang ditiru tentulah berperan sebagai model, sementara individu yang meniru disebut mimic.
Model biasanya memiliki karakter beracun, berbisa, agresif, atau memiliki pewarnaan tubuh, bau, dan perilaku yang menunjukkan seolah-olah seekor mimic dapat berkata “hei awas aku berbahaya!” dan akan membuat predator berpikir lagi untuk tidak mengejarnya.
Macam-macam mimikri dibagi menjadi dua yaitu mimikri batesian dan mimikri mullerian, lalu apa perbedaanya? Mimikri batesian muncul ketika spesies yang tidak beracun atau berbahaya menirukan spesies yang berbahaya. Sementara mimikri mullerian muncul ketika satu atau lebih spesies yang berbahaya menirukan satu sama lain, yang mana keduanya dapat berperan sebagai model dan mimic. Contoh mimikri mullerian terjadi pada cuckoo bee dan yellow jacket.
Gambar 1. (kiri) cuckoo bee dan yellow jacket (Campbell dan Reece, 2009).
Mimikri batesian dicontohkan juvenil kadal Diplogosus lessonae memimik atau menirukan pola tubuh rhinocricid millipede atau kaki seribu (Chicobolus spinigerus) yang beracun, keduanya menempati mikrohabitat yang sama di Timur Laut Brazil. Alih-alih individu juvenil berukuran lebih kecil dan rentan sekali dimangsa oleh predator, sementara ketika kadal-kadal itu sudah dewasa, ukurannya akan menjadi lebih besar dari kaki seribu dan pola putih melingkar pada tubuh menjadi hilang.
Gambar 2. (kiri) juvenil Diplogosus lessonae, (tengah) Chicobolus spinigerus yang beracun, dan (kanan) individu dewasa Diplogosus lessonae (Vitt dan Caldwell, 2009).
Kamuflase
Sering disebut dengan cryptic coloration, membuat keberadaan suatu spesies sulit dideteksi oleh predator karena spesies tersebut memiliki warna corak dan bentuk tubuh yang mirip dengan substratnya. Contohnya pada gambar berikut bisakah kamu temukan mana hewannya?
Gambar 3. Macam-macam kamuflase pada reptil dan amfibi (Vitt dan Caldwell, 2009).
Penulis: Maya Damayanti, S. Si.
Referensi:
  1. Reece, J. B, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V. Minorsky, dan R. B. Jackson. 2011. Campbell biology ninth edition. Pearson Education Inc. United States of America. 
  2. Vitt, L.J. dan J.P. Caldwell. 2009. Herpetology: an introductory biology of amphibians and reptiles third edition. Elsevier. United Kingdom.

Mh Badrut Tamam

Mh Badrut Tamam

Lecturer
Science Communicator
Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Arsip

Kategori

Kategori

Arsip

LAINNYA
x