Plasmolisis Sel Bawang Bombay: Berdasarkan Letak Sel

waktu baca 2 menit
Senin, 27 Agu 2012 13:53 0 2133 Mh Badrut Tamam

Proses terjadinya plasmolisis sebelumnya sudah pernah dibahas dengan menggunakan daun Rhoe discolor (klik di sini). Namun dalam pembahasan kali ini akan menekankan pada pengaruh letak sel dari umbi bawang bombay terhadap hasil plasmolisis. 
Letak sel pada bawang bombay ini dipengaruhi oleh vikositas atau tingkat kekentalan plasma sel yang sedang membentang. Pembentang sel tersebut juga dipengaruhi oleh komposisi dinding sel pada masing-masing sel. Sel yang berada di dalam umbi bawang bombay tentunya akan memiliki tingkat pembentangan sel yang berbeda dengan sel yang ada di bagian luar dari bawang bombay. Penjelasan mengenai hal tersebut dapat dilihat dalam tulisan sebelumnya (klik di sini). 
Untuk menguji tersebut, Saya menggunakan larutan KNO3 0,6 M sebagai larutan hipertonis. Sel bawang bombay bagian luar dan dalam masing-masing direndam dalam larutan tersebut selama 30 menit dan kemudian diamati di mikroskop. Hasil dpat dilihat pada Gambar 1. 
Gambar 1. Hasil plasmolisis sel bawang bombay antara umbi yang di luar dan yang di dalam

Larutan KNO3 yang diberikan pada jaringan-jaringan bawang bombay yang berbeda menunjukkan bahwa sebagian sel yang mengalami plasmolisis adalah sel yang berada di jaringan dalam bila di jaringan luar. Hal tersebut dapat dikaitkan bahwa pada jaringan yang terletak di dalam belum mengalami pembentangan secara maksimal sehingga tingkat ketebalan dinding sel kurang mengalami penebalan secara maksimal. Ketika diberi larutan yang bersifat hipertonis, maka jaringan yang berada di dalam sel mengalami dehidrasi lebih banyak dibandingkan dengan sel yang berada di luar. Sehingga keadaan yang terjadi adalah tingkat viskositas sel pada berbagai jaringan memiliki tingkat yang berbeda-beda akibat dari pengaruh pembentangan sel tersebut. 

Tingkat vikositas sel juga dapat mempengaruhi tingkat elastisitas sel sehingga dapat diistilahkan adanya viskoelastik. Sel pada berbagai perlakuan tersebut dapat mengalami viskoelastisitas akibat pengaruh tekanan osmosis larutan KNO3. Tingkat viskoelastik suatu sel dapat dijelaskan ketika sel berada pada larutan dengan konsentrasi yang tinggi, maka membran sel akan terpisah dengan dinding sel akibat tingkat viskositas plasma sel yang semakin mengental. Namun ketika sel yang berada pada tingkat vikositas yang tinggi dapat mengalami plasmolisis, maka ketika direndam dengan larutan yang hipotonis, maka sel akan mengalami turgor yang menyebabkan sel mengalami pembentangan secara maksimal dengan tekanan hidrostatis yang kuat.
Mh Badrut Tamam

Mh Badrut Tamam

Lecturer
Science Communicator
Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Arsip

Kategori

Kategori

Arsip

LAINNYA
x