Kompetisi Intraspesies dan Interspesies dalam Ekosistem

waktu baca 5 menit
Selasa, 11 Okt 2016 13:30 1 12044 Mh Badrut Tamam


Kompetisi adalah suatu interaksi populasi yang didalamnya dua individu atau lebih memiliki kebutuhan yang bersamaan terhadap satu jenis sumber tetapi persediaan sumber tidak mencukupi kebutuhan semua individu. Kompetisi dapat terjadi diantara individu dari spesies yang sama atau berbeda. Kompetisi mempengaruhi kemampuan individu untuk bertahan hidup dan bereproduksi dan dapat ditunjukkan dengan perubahan-perubahan ukuran populasi pada suatu waktu. 

Kompetisi atau persaingan merupakan hubungan antara dua individu atau bahkan lebih untuk memperebutkan suatu sumber daya sehingga akan menyebabkan hubungan antara individu tersebut akan bersifat merugikan bagi individu yang lain. Pada umumnya, jenis sumber daya yang diperebutkan berupa makanan, energi, wilayah/teritorial, cahaya, unsur hara, udara dan lainnya. Cahaya harus diperebutkan untuk pemerolehan energi serta menjaga agar individu lain tidak dapat menggunakan atau berusaha memperoleh mendapatkan sumber tersebut. Makanan adalah sumber daya yang paling banyak diperebutkan dengan cara menyingkirkan individu dari sumber suplai makanan, pengambilan secara cepat atau kemampuan untuk mempertahankan persediaan makanan yang sedikit
Kompetisi antarspesies tidak dapat dihindari ketika suatu habitat atau tempat hidup dengan sumber daya yang terbatas menyokong semua spesies yang ada. Kompetisi dapat terjadi diantara individu dari spesies yang sama yang disebut kompetisi / persaingan intraspesies, dan juga dapat terjadi di antara spesies yang berbeda dan disebut kompetisi / persaingan  interspesies. Kompetisi memiliki pengaruh terhadap ukuran suatu populasi, struktur komunitas, serta keanekaragaman spesies. Efek persaingan terhadap pertumbuhan dari dua spesies dapat ditunjukkan dengan model matematika kompetisi dua spesies dalam dua persamaan sebagai berikut:

1. Kompetisi Intraspesies

Kompetisi intraspesies adalah suatu model logistik (peningkatan kepadatan populasi mengurangi ketersediaan sumberdaya bagi individu suatu organisme, dan keterbatasan sumberdaya akhirnya membatasi pertumbuhan populasi. Dengan kata lain kompetisi intraspesies adalah ketahanan individu-individu dari spesies yang sama pada sumberdaya terbats yang sama. Ketika ukuran populasi meningkat, kompetisi menjadi lebih sering dan laju pertumbuhan menurun sebanding dengan intensitas kompetisi, laju pertumbuhan populasi bergantung pada kepadatan.

Dalam pertumbuhan populasi terbatas suatu faktor yang bergantung terhadap kepadatan adalah faktor yang dapat memperkuat peningkatan ukuran suatu populasi serta dapat mengurangi laju pertumbuhan suatu populasi dengan cara menurunkan kemampuan reproduksi atau dengan cara meningkatkan mortalitas (kematian) dalam suatu populasi yang sudah begitu padat. Secara umum, faktor yang bergantung pada kepadatan yang membatasi pertumbuhan suatu populasi dapat dikatakan menetukan daya tampung atau lingkungan.

Keterbatasan sumberdaya dalam populasi padat dapat mempengaruhi ukuran populasi di masa depan dengan sangat mengurangi reproduksi. Peningkatan kepadatan populasi menyebabkan peningkatan kompeisi intraspesies atas nutrien yang menurun yang menyebabkan angka kelahiran yang lebih rendah. Faktor-faktor selain kompetisi intraspesies untuk mendapatkan nutrien juga dapat membatasi populasi. Kepadatan populasi juga mempengaruhi kesehatan dan peluang bertahan hidup tumbuhan dan hewan.

2. Kompetisi Interspesies

Kompetisi interspesies adalah kompteisi yang terdapat lebih dari satu macam spesies dalam suatu wilayah untuk bersaing secara dengan beberapa sumber daya alam yang penting. Tak ada spesies yang mampu secara tidak terbatas untuk menghuni suatu ceruk yang sama dengan serentak. Pada kondisi tersebut, salah satu dari spesies-spesies tersebut akan hilang atau malah setiap spesies akan menjadi semakin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah sumber daya alam tersebut terutama bagian dari ceruk tersebut untuk mencapai keseimbangan. Dalam kondisi terakhir, persaingan interspesies akan berkurang karena setiap spesies yang menghuni suatu ceruk mikro yang terpisah

Pada tumbuhan, kompetisi interspesies yang berhasil dalam bersaing bergantung kepada kemampuan pertumbuhan dan reproduksinya. Perbedaan waktu pada perkecambahan biji serta pembentukan kecambah (seedling) juga akan mempengaruhi efek kompetisi. Perbedaan rentang toleransi dan syarat-syarat ekologi yang dimiliki oleh spesies juga dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bersaing. 
Faktor-faktor lingkungan yang menjadi kompetisi oleh tumbuhan dalam proses persaingan antara lain cahaya, air tanah, unsur hara, oksigen, dan karbon dioksida. Faktor eksternal yang lainnya adalah seperti adanya hewan penyerbuk, agen penyebar/dispersal biji, kelembapan tanah, kondisi tanah dan udara, angin, serta gangguan maupun kerusakan ekositem oleh manusia juga berdampak terhadap kelangsungan hidup dari spesies tertentu dalam suatu habitat. 
Contoh kompetisi antar spesies interspesies yakni pada suatu padang rumput tropis ada suatu spesies rumput Andropogon yang mampu menggantikan alang-alang (Imperata cylindrica) di habitatnya karena Andropogon tumbuh lebih dahulu, mencapai tinggi lebih besar dan menyebar lebih luas dibandingkan alang-alang, menyebabkan Andropogon memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara tanah lebih besar dari tempat tumbuhnya.
Pengaruh persaingan terhadap pertumbuhan tumbuhan yang menempati ruang tumbuh sama dan letaknya saling berdampingan menunjukkan bahwa tumbuhan yang satu memiliki tajuk lebih rendah dari tumbuhan lainnya dan terjadi persaingan untuk mendapatkan cahaya matahari dan ruang tumbuh bagi pertumbuhan organ-organ di daerah tajuk. Spesies tumbuhan yang tajuknya ternaungi oleh tajuk  tumbuhan spesies lainnya akan mengalami hambatan dalam menjalankan proses fotosintesis, teritama spesies tumbuhan yang bersifat intoleran (tidak tahan naungan), sehingga pertumbuhan organ bagian tajuk akan mengalami gangguan. Persaingan antara spesies yang hidup berdampingan juga terjadi dalam daerah perakaran. Persaingan di daerah perakaran dapat berupa persaingan dalam hal ruang untuk media pertumbuhan akar di dalam tanah yang akan dilanjutkan dengan persaingan dalam memanfaatkan air tanah, oksigen, dan unsur-unsur hara mineral yang tersedia dalam tanah. Pengaruh persaingan di daerah perakaran adalah berkurangnya unsur-unsur hara mineral, air, dan oksigen yang dapat diabsorbsi oleh setiap tumbuhan yang mengalami persaingan, sehingga pertumbuhan organ tumbuhan akan terhambat. Persaingan seperti itu akan terjadi makin keras jika air tanah, oksigen, dan unsur-unsur hara mineral persediaannya semakin terbatas.

Contoh persaingan interspesifik pada hewan terjadi pada Singa dengan Hyena yang merebutkan hewan buruannya. Kompetisi tersebut memainkan peran penting untuk keseimbangan alam. Kompetisi pada mamalia karnivora sering memiliki efek yang sangat kuat karena adanya kemungkinan melibatkan interaksi yang agresif secara langsung yang dapat mengakibatkan cedera atau bahkan kematian pesaing karena adaptasi morfologi dan perilaku mereka untuk membunuh.

Mh Badrut Tamam

Mh Badrut Tamam

Lecturer
Science Communicator
Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Regina Putri Andriansyah TPB
    7 tahun  lalu

    tumbuhan saling berkompetisi untuk mendapatkan kebutuhan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, jika tidak ada kompetisi maka tumbuhan kurang maksimal dalam mendapatkan sesuatu yang mereka butuhkan seperti unsur hara, cahaya matahari, dan air.

    Balas

Arsip

Kategori

Kategori

Arsip

LAINNYA
x